Akusisi HTC oleh Google hanya menjadi ancaman buat produsen smartphone Android


Kesepakatan terbaru antara Google dan HTC diperkirakan akan berdampak kecil pada industri smartphone, khususnya buat pemain besar seperti Samsung Electronics dan Apple karena raksasa pencari internet asal Amerika Serikat itu tidak mungkin melakukan dorongan baru ke bisnis smartphone.

Google pada hari Kamis (21/9) kemarin mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi bagian dari divisi smartphone milik perusahaan asal Taiwan HTC seharga $1,1 miliar (sekitar 14 triliun rupiah). Dalam kesepakatan antara Google dan HTC disebutkan bahwa 2.000 karyawan HTC yang bekerja pada smartphone akan menjadi milik Google dan juga akan memiliki hak akses untuk paten HTC.

"Dengan kesepakatan ini, tim berbakat dari HTC akan bergabung dengan Google sebagai bagian dari organisasi perangkat keras. Karyawan Google di masa depan adalah orang-orang hebat yang telah kami jalin dengan sangat erat di jalur smartphone Pixel, dan kami senang melihat apa yang bisa kita lakukan bersama sebagai satu tim," kata Rick Osterloh, wakil presiden senior untuk perangkat keras di Google.

Ini bukan kali pertama Google membeli produsen handset. Pada tahun 2011, Google mengakuisisi Motorola senilai $12,5 miliar. Walaupun kemudian Google menjualnya kembali ke Lenovo tiga tahun kemudian, namun semua paten milik Motorola tetap dipegang oleh Google.

"Alasan utamanya adalah untuk mendapatkan portofolio paten milik Motorola sehingga dapat melindungi mereka dari Apple (dan Microsoft) sambil juga memberikan persaingan yang ketat kepada Samsung (walaupun Google tidak akan pernah mengakui hal ini)," kata David McQueen, direktur riset ABI Research.

Pasar smartphone global yang diperkirakan akan tumbuh kurang dari 5 persen tahun ini, saat ini didominasi oleh Samsung, Apple dan Huawei. Penjualan gabungan mereka mencapai lebih dari 40 persen dari total pangsa pasar. Sementara HTC yang sebelumnya selalu berada di posisi teratas untuk pasar smartphone global sebelum 2010, kini hanya berada di peringkat 30 dengan pangsa 0,7 persen.

"Kesepakatan terakhir akan berdampak kecil pada Samsung karena Google tidak mungkin memulai ulang produksi smartphone," kata Park Kang-ho, seorang analis di Daishin Securities. "Pasar smartphone global sudah terlalu matang bagi pendatang baru untuk memperluas pangsa mereka. Selain itu, posisi pemain top saat ini, Samsung dan Apple, terlalu kuat."

Pada tahun 2016, Google membuat smartphone Android sendiri dengan nama Pixel sendiri untuk pasar premium yang diproduksi oleh HTC untuk Google, tanpa merek atau penyebutan HTC sama sekali pada produk atau kemasannya. Smartphone Pixel mewakili sebuah panggung baru dalam ambisi Google untuk bertarung dengan saingannya Apple secara langsung, dan juga Samsung untuk sesama Android.

Jadi apa yang dilakukan oleh Google dengan mengakuisisi beberapa bagian dari HTC sebenarnya adalah membeli keahlian yang membuat smartphone Pixel tahun lalu, agar tim ini terus bertanggung jawab untuk produksi di masa depan.

"Tujuan tim kami adalah menawarkan pengalaman Google terbaik - di perangkat keras, perangkat lunak dan layanan - kepada orang-orang di seluruh dunia," kata Rick Osterloh.

Google memang tidak akan bisa mendatangkan ancaman buat Apple dan Samsung dalam waktu dekat, namun dalam jangka panjang akan bisa bersaing dengan sesama produsen smartphone Android lainnya. Apalagi dengan hadirnya era Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang membutuhkan keterlibatan lebih dalam pada perangkat keras. Dan jika berhasil, pada akhirnya Google akan bisa bergabung dengan Apple dalam meraih keuntungan ratusan dolar per perangkat yang terjual - bukan hanya jumlah yang kecil dari iklan di mesin pencarian mereka.

"Meskipun pengiriman di jajaran Pixel saat ini kurang dari 2 juta pertahun, ikatan ini pasti akan menjadi hal yang baik untuk Google. Ini akan membantu menumbuhkan skala di high-end saat mengubahnya menjadi ancaman persaingan utama bagi produsen peralatan Android lainnya dan bukan hanya sebagai referensi," kata David McQueen.


Comments