Samsung gunakan strategi lokalisasi untuk pasarkan smartphone Tizen murah


Samsung Electronics menargetkan pasar negara-negara berkembang yang padat penduduknya untuk smartphone murah berbasis sistem operasi (OS) Tizen. Untuk bisa menekan harga dan memancing minat konsumen lokal, smartphone Tizen murah ini juga akan dibuat oleh pabrik lokal serta mengandalkan ekosistem aplikasi dan konten yang dibuat oleh pengembang software lokal.

Pada hari Minggu (25/1) kemarin, Samsung Electronics India mengatakan bahwa mereka berencana untuk memproduksi Samsung Z1 di Noida, salah satu pabrik ponsel milik Samsung di India untuk memenuhi permintaan pasar. Pabrik Noida memiliki kapasitas memproduksi lebih dari empat juta ponsel per bulan dan selama ini telah memproduksi baik perangkat murah dan high-end.

Sukses awal di pasar India membuat Samsung Z1 yang diproduksi di Noida rencananya tidak hanya di pasarkan di India, namun diperluas ke negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh, Nepal dan Sri Lanka mulai bulan depan. Salah satu pejabat dari Samsung Elecktronics Korea mengatakan kepada Yonhap News bahwa Samsung Z1 akan dirilis di Bangladesh bulan depan, sementara untuk pasar Nepal dan Sri Lanka sudah dalam tahap pertimbangan akhir.

Selain di India, Samsung Electronics juga memiliki pabrik perakitan ponsel di Gumi (Korea Selatan), Tianjin dan Guangdong (China), Bac Ninh dan Thai Nguyen (Vietnam), Sao Paulo (Brazil) dan yang terbaru di Indonesia. Menurut sumber industri di Korea, pabrik Samsung terbaru di Cikarang, Bekasi, telah siap untuk beroperasi penuh mulai bulan ini untuk memproduksi smartphone murah buat pasar lokal.

Sama halnya seperti China dan India, Samsung Electronics menyadari potensi pertumbuhan smartphone di Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Berdasarkan data dari eMarketer, pengguna smartphone di Indonesia pada tahun 2018 akan melebihi 100 juta orang dan akan menjadi pasar smartphone terbesar keempat di dunia.

Sama seperti di India, di Indonesia Samsung akan menghadapi tantangan dari produsen smartphone asal China seperti Huawei, ZTE, OPPO maupun Xiaomi. Untuk itu, Samsung akan mengandalkan aplikasi dan konten lokal melalui kerjasama dengan pengembang software lokal untuk membedakan produk buatannya dan lebih mendekatkan diri untuk konsumen. Hal ini juga untuk memberikan kesempatan buat startup dan pengembang aplikasi lokal untuk lebih mendunia melalui platform baru seperti Tizen.

Sumber resmi dari Samsung Electronics mengatakan bahwa kapasitas produksi di pabrik ponsel Samsung di Indonesia masih belum sebanyak di Vietnam maupun China, sehingga untuk sementara akan difokuskan untuk mencukupi kebutuhan smartphone murah dalam negeri. Diperkirakan pabrik di Cikarang ini awalnya akan mampu memproduksi 900 ribu unit ponsel perbulan untuk kebutuhan dalam negeri.